MANUSIA DAN CINTA KASIH
CINTA KASIH
Kata
cinta selain mengandung unsur perasaan aktif juga menyatakan tindakan
yang aktif. Pengertiannya sama dengan kasih sayang, sehingga kalau
seseorang mencintai orang lain, artinya orang tersebut berperasaan kasih
sayang atau berperasaan suka terhadap orang tersubut yang disukainya.
Cinta memegang peranan penting dalam kehidupan manusia, karena cinta
merupakan landasan dalam kehidupan perkawinan, pembentuk sebuah keluarga
dan menjaga anak, hubungan yang erat di masyarakat dan hubungan
manusiawi yang akrab. Demikian pula cinta adalah pengikat yang kokoh
antara manusia dengan Tuhannya sehingga manusia menyembah Tuhan dengan
ikhlas, mengikuti perintah-Nya, dan berpegangb teguh pada syariat-Nya.
Dalam
kehidupan manusia, cinta menampakkan diri dalam berbagai bentuk, mulai
dari seseorang yang mencintai dirinya, istrinya, anaknya, hartnya, dan
Tuhannya. Bentuk cinta ini melekat pada diri manusia, potensi dan
frekuensinya berubah menurut situasi dan kondisi yang mempengaruhinya.
Pada saat belum berkeluarga, seseorang akan lebih kuat cintanya kepada
orang tua setelah berkeluarga cintanya akan nampak terbagi untuk istri
dan anaknya.
Cinta
orang tua terhadap anaknya sangat sangat kuat meskipun perangai anak
itu tidak memuaskan orang tua. Tetapi, cintapun terwujud karena
perangai. Cinta seseorang kepada orang banyak memerlukan didikan dan
perjuangan, yang memandang sesama manusia sebagai kecintaan yang perlu
dibela. Cinta seperti dikatakan dalam rangka perangai utama itu
mengandung kejujuran, amanat, dan keadilan. Apabila cinta seseorang
telah tumbuh, berarti orang itu mengandung hikmat yang menuntun dirinya
kepada kebenaran, kebijakan, dan pengorbanan.
Cinta
tidak mudah diterangkan dan diilustrasikan dengan kata-kata. Ia
memiliki daya luar biasa pada diri manusia serta melekat dengan kuat.
Cinta dapat sekonyong-konyong muncul, dan hilang sama sekali, atau terus
tumbuh seperti cintanya orang
tua terhadap anaknya sejak lahir. Cinta dapat dilukiskan dengan memberi,
bukan meminta, sebagai dorongan mulia untuk menyatakan eksistensi
dirinya atau aktualisasi dirinya kepada orang lain.
Berbagai bentuk cinta dapat diuraikan sebagai berikut :
1. CINTA DIRI
Secara
alamiah manusia mencintai dirinya sendiri. Sebaliknya, manusia membenci
segala sesuatu yang menghalangi hidupnya atau yang menghambat segala
aktuaalitas dirinya. Manusia membenci segala sesuatu yang mendatangkan
penderitaan, rasa sakit, marabahaya lainnya namun itu semua bisa dihadapi dengan sabar dan selalu memohon kepada yang Maha Kuasa.
Cinta
diri erat hubungannya dengan menjaga diri. Manusia menuntut segala
sesuatu yang bermanfaat dan bberguna bagi dirinya. Gejala yang
menunjukkan kecintaan manusia terhadap dirinya sendiri ialah
kecintaannya yang luar biasa terhadap harta benda (materi). Cinta
manusia terhadap benda mendarah daging sebab
manusia beranggapan dengan harta benda ia dapat merealisasikan semua
keinginannya guna mencapai kesenangan dan kemewahan hidup.
Sebaliknya
cinta yang mulia pun dapat hilang apabila seseorang terlalu berlebihan
mencintai dirinya. Kecintaan terhadap dirinya dapat dibuktikan apabila
ia tertimpa malapetaka atau
kesulitan, manusia akan berkeluh kesah. Sebaliknya apabila manusia
memperoleh banyak harta, ia akan berhati-hati memeliharanya, bahkan
dapat melupakan funngsi sosial hartanya. Cinta terhadap dirinya tidak
harus dihilangkan, tetapi perlu berimbang dengan cinta kepada orang lain
untuk berbuat baik. Inilah yang dimaksud dengan cinta diri yang ideal.
2. CINTA KEPADA SESAMA MANUSIA
Cinta
kepada sesama manusia banyak dilukiskan dan dicontohkan oleh seorang
pembawa kebenaran yaitu Nabi Muhammad SAW atau oleh sekelompok orang.
Cinta kepada sesama manusia merupakan watak manusia itu sendiri, selai
watak manusia sebagai pembenci dan bersifat kikir terhadap manusia
lainnya. Biasanya manusia akan mudah membenci atau kurang memperhatikan
orang lain apabila ia mendapatkan kesenangan. Akan tetapi, kita sering mendengar
tentang seseorang yang betul-betul mendahulukan keperluan orang lain
(ssama manusia) daripada keperluan dirinya sendiri.
Motivasi
seseorang mencintai sesama manusia, menurut perpepsi sosiologis,
disebabkan karena manusia itu tidak dapat hidup sendirian (manusia
sebagai makhluk sosial). Manusia perseorangan (individu) memiliki
kelebihan dan kekurangan dalam segala hal sehingga manusia
akan saling menutuopi kekurangannya apabila bekerja sama. Menurut
perseppsi agama (islam), mencintai sesama manusia itu merupakan
kewajiban. Demikian pula adanya perbedaan warna kulit, ras, etnis, atau perbedaan fisik manusia, justru untuk saling memperkenalkan diri dalam artian saling mengenal satu sama lainnya. Bahkan dalam
batas suatu kepercayaan, sesama manusia dianggap masih saudara (saudara
seiman). Dalam pepatah pun sering sekali dikatakan “kalau tidak kenal
maka tak sayang”, berarti makna kenal disini untuk dilanjutkan dengan
saling menyayangi atau saling mencintai diantara manusia.
3. PERTEMUAN DAN CINTA
Menurut
Gabriel Marcel, seorang filfus kelahiran Paris (1889-1973),
mengemukakan hakikat pertemuan atau kehadiran dan cinta. Kodrat sosial
manusia atau hubungannya dengan orang lain, yang hanya berdasarkan
kecenderungan-kecenderungan biologis dan psikologis manusia, tidak
menghasilkan hidup bersama yang sejati. Orang yang mengikuti
kecenderungan-kecenderungan itu mewujudkan hubungan dengan orang lain
atas taraf biologis dan psikologis, tetapi belum tentu mereka bertemu
dengan orang lain sebagai pribadi, sebagai persona. Dan inilah yang menentukan arti
kodrat sosial manusia, yakni bahwa aku sebagai pribadi bertemu dengan
orang lain sebagai pribadi. Maka hubungan antara orang yang dianggapnya
sebagai hubungan personalistis. “Kehadiaran” ini direalisasikan secara
istimewa dalam cinta. Di sini “Aku” dan “Engkau” mencapai taraf “Kita”.
Dalam taraf “Kita”, “Aku” dan “Engkau” diangkat menjadi suatu kesatuan baru yang tidak mungkin dipisahkan kedalam dua bagian.
Pertemuan
antara dua orang dapat membangkitkan rasa cinta. Pertemuan yang
merupakan kontak antara dua orang ialah “Aku” dan “Engkau”, yang saling
membuka hati melalui gerak dan kata. Dalam pertemuan terjadi saling
membuka hati, terbuka dan yang paling penting kejujuran. Dalam pertemuan
pikiran-pikiran egostis harus dilepaskan, sebaliknya dibangkitkan rasa
ketersediaan dalam situasi bersama. Hubungan “Aku” dengan “Engkau”
adalah hubungan dinamis, berkembang, yang dimulai dengan kepercayaan
sampai lebih nyata dalam cinta dan persahabatan.
Hubungan
antara dua orang memuncak dalam hubungan cinta. Asal mula hubungan
cinta itu adalah anugerah dari Tuhan. Syarat cinta ialah kerendahan hati orang
yanng memanggil, kesediaan pada orang yang dipanggil. Dalam unsur cinta
individualitas masih tetap ada, hanya ditutupi dengan berbagai
pengorbanan, tetapi demi cinta pula. Cinta tidak dapat diukur secara
objektif. Bahkan lebih sulit sekali untuk mengetahuinya.
Akan
tetapi suatu saat cinta dapat putus secara mendadak karena adanya
pengkhianatan terhadap pasangan dalam cinta. Bila yang dicintai tidak
cocok dengan gambaran semula tentang dia, ia tetap dapat dicintai.
Tetapi kemungkinan adanya pelaku ketiga dalam sebuah pasangan tersebut.
Ini merupakan kritik dan kewaspadaan terhadap cinta . untuk lebih
waspada, perlu dikaji konsep cinta dalam ajaran agama.
Pengertian Penderitaan
Penderitaan berasal dari kata derita. Kata derita berasal dari bahasa sansekerta dhra artinya menahan atau menanggung. Derita artinya menanggung atau merasakan sesuatu yang tidak menyenangkan. Penderitaan dapat berupa penderitaan lahir atau batin atau lahir dan batin. Penderitaan termasuk realitas manusia dan dunia. Intensitas penderitaan bertingkat-tingkat, ada yang berat, ada yang ringan.
Namun peranan individu juga menentukan berat-tidaknya intensitas penderitaan. Suatu pristiwa yang dianggap penderitaan oleh seseorang belum tentu merupakan penderitaan bagi orang lain. Dapat pula suatu penderitaan merupakan energi untuk bangkit kembali bagi seseorang, atau sebagai langkah awal untuk mencpai kenikmatan dan kebahagiaan.Berbagai kasus penderitaan terdapat dalam kehidupan.
Banyaknya macam kasus penderitaan sesuai dengan likuliku kehidupan manusia. Penderitaan fisik yang dialami manusia tentulah diatasi dengan cara medis untuk mengurangi atau menyembuhkannya, sedangkan penderitan psikis, penyembuhannya terletak paa kemampuan si penderita dalam menyelesaikan soal-soal psikik yang dihadapinya.
Siksaan
Siksaan dapat diartikan sebagai siksaan badan atau jasman, dan dapat juga berupa siksaan jiwa atau rokhani. Akiabat siksaan yang dialami seseorang, timbullah penderitaan. Siksaan yagn sifatnya psikis bisa berupa : kebimbangan, kesepian, ketakutan. Ketakutan yang berlebih-lebihan yang tidak pada tempatnya disebut phobia.banyak sebab yang menjadikan seseorang merasa ketakutan antara lain : claustrophobia dan agoraphobia, gamang, ketakutan, keakitan, kegagalan.
Para ahli ilmu jiwa cenderung berpendapat bahwa phobia adalah suatu gejala dari suatu problema psikologis yang dalam, yang harus ditemukan, dihadapi, dan ditaklukan sebelum phobianya akan hilang. Sebaliknya ahli-ahli yang merawat tingkah lakupercaya bahwa suatu phobia adalah problemnya dan tidak perlu menemukan sebab-sebabnya supaya mendapatkan perawatan dan pengobatan. Kebanyakan ahli setuju bahwa tekanan dan ketegangan disebabkan oleh karena si penderita hidup dalam keadaan ketakutan terus menerus, membuat keadaan si penderita sepuluh kali lebih parah.
Kekalutan Mental
Penderitaan batin dalam ilmu psikologi dikenal sebagai kekalutan mental. Secara lebih sederhana kekalutan mental adalah gangguan kejiwaan akibat ketidakmampuan seseorang menghadapi persoalan yang harus diatasi sehingga yang bersangkutan bertingkah laku secara kurang wajar.
Gejala permulaan bagi seseorang yang mengalami kekalutan mental adalah :
1. nampak pada jasmani yang sering merasakan pusing, sesak napas, demam, nyeri pada lambung
2. nampak pada kejiwaannya dengan rasa cemas, ketakutan, patah hati, apatis, cemburu, mudah marah
Tahap-tahap gangguan kejiwaan adalah :
1. Gangguan kejiwaan nampak pada gejala-gejala kehidupan si penderita baik jasmani maupun rohani.
2. Usaha mempertahankan diri dengan cara negative
3. Kekalutan merupakan titik patah (mental breakdown) dan yang 3bersangkutan mengalami gangguan.
Sebab-sebab timbulnya kekalutan mental :
1. Kepribadian yang lemah akibat kondisi jasmani atau mental yang kurang sempurna.
2. Terjadinya konflik sosial budaya.
3. Cara pematangan batin yang salah dengan memberikan reaksi yang berlebihan terhadap kehidupan sosial.
Proses kekalutan mental yang dialami seseorang mendorongnya kearah positif dan negative.
Positif; trauma jiwa yang dialami dijawab dengan baik sebgai usaha agar tetap survey dalam hidup, misalnya melakukan sholat tahajut, ataupun melakukan kegiatan yang positif setelah kejatuhan dalam hidupnya.
Negatif; trauma yang dialami diperlarutkan sehingga yang bersangkutan mengalami fustasi, yaitu tekanan batin akibat tidak tercapainya apa yang diinginkan.
Bentuk frustasi antara lain :
1. Agresi berupa kamarahan yang meluap-luap akibat emosi yang tak terkendali dan secara fisik berakibat mudah terjadi hypertensi atau tindakan sadis yang dapat membahayakan orang sekitarnya.
2. Regresi adalah kembali pada pola perilaku yang primitive atau kekanak-kanakan
3. Fiksasi; adalah peletakan pembatasan pada satu pola yang sama (tetap) misalnya dengan membisu.
4. Proyeksi; merupakan usaha melemparkan atau memproyeksikan kelemahan dan sikap-sikap sendiri yang negative kepada orang lain.
5. Identifikasi; adalah menyamakan diri dengan seseorang yang sukses dalam imaginasinya
6. Narsisme; adalah self love yang berlebihan sehingga yang bersangkutan merasa dirinya lebih superior dari paa orang lain.
7. Autisme; ialah menutup diri secara total dari dunia riil, tidak mau berkomunikasi dengan orang lain, ia puas dengan fantasinya sendiri yang dapat menjurus ke sifat yang sinting.
Penderitaan kekalutan mental banyak terdapat dalam lingkungan seperti :
1. kota – kota besar
2. anak-anak muda usia
3. wanita
4. orang yang tidak beragama
5. orang yang terlalu mengejar materi
Apabila kita kelompokkan secara sederhana berdasarkan sebab-sebab timbulnya penderitaan, maka penderitaan manusia dapat diperinci sebagai berikut :
1. Penderitaan yang timbul karena perbuatan buruk manusia.
2. Penderitaan yang timbul karena penyakit, siksaan/azab Tuhan
Orang yang mengalami penderitaan mungkin akan memperoleh pengaruh bermacam-macam dan sikap dalam dirinya. Sikap yang timbul dapat berupa sikap positif ataupun sikap negative. Sikap negative misalnya penyesalan karena tidak bahagia, sikap kecewa, putus asa, atau ingin bunuh diri. Kelanjutan dari sikap negatif ini dapat timbul sikap anti, mislanya anti kawain atau tidak mau kawin, tidak punya gairah hidup, dan sebagainya. Sikap positif yaitu sikap optimis mengatasi penderitaan, bahwa hidup bukan rangkaian penderitaan, melainkan perjuangan membebaskan diri dari penderitaan dan penderitaan itu adalah hanya bagian dari kehidupan. SIkap positif biasanya kreatif, tidak mudah menyerah, bahkan mungkin timbul sikap keras atau sikap anti. Misalnya sifat anti kawin paksa, ia berjuang menentang kawin paksa, dan lainlain.
SUMBER : blogspot.com/2012/04/manusia-dan-cinta-kasih.html
Manusia Dan Keindahan
Keindahan
atau keelokan merupakan sifat dan ciri dari orang, hewan, tempat,
objek, atau gagasan yang memberikan pengalaman persepsi kesenangan,
bermakna, atau kepuasan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, keindahan
diartikan sebagai keadaan yang enak dipandang, cantik, bagus benar atau
elok. Keindahan dipelajari sebagai bagian dari estetika, sosiologi,
psikologi sosial, dan budaya. Sebuah "kecantikan yang ideal" adalah
sebuah entitas yang dikagumi, atau memiliki fitur yang dikaitkan dengan
keindahan dalam suatu budaya tertentu, untuk kesempurnaannya.
Menurut
cakupannya, orang harus membedakan antara keindahan sebagai kualitas
abstrak dan sebagai sebuah benda yang indah. Untuk membedakan kedua hal
ini, dalam bahasa inggris sering digunakan istilah "Beauty" (keindahan)
dan "The Beautiful" (benda atau hal yang indah). Selain itu menurut
luasnya juga dibedakan pengertian :
- Keindahan dalam arti luas
Keindahan dalam arti luas meliputi keindahan seni, keindahan alam, keindahan moral dan keindahan intelektual.
- Keindahan dalam arti setetik murni
Keindahan
dalam arti setetik murni menyangkut pengalaman estetik seseorang dalam
hubungannya dengan segala sesuatu yang diserapnya.
- Keindahan dalam arti terbatas
Keindahan
dalam arti terbatas adalah yang menyangkut benda-benda yang dapat
diserap dengan penglihatan, yaitu berupa keindahan bentuk dan warna.
Dengan
panca indera kita setiap saat menikmati keindahan dan berusaha
menciptakan atau berbuat memperindah agar lebih menarik, mempesona dan
menyenangkan bagi yang melihatnya. Semua itu menunjukkan bahwa setiap
manusia mencintai keindahan.
Pada
saat bercinta, setiap isan ingin bahkan bergelora hatinya untuk
menciptakan keindahan misalnya dalam bentuk puisi, lukisan, rangkaian
bunga atau apa saja yang dapat diciptakannya. Wajarlah kalau cintai itu
kuat sekali membangkitkan daya kreativitas para seniman untuk
menciptakan keindahan.
Keindahan
adalah identik dengan keindahan. Keindahan adalah kebenaran, dan
kebenaran adalah keindahan. Keduanya mempunyai nilai yang sama yaitu
abadi dan mempunyai daya tarik yang selalu bertambah. Yang tidak
mengandung kebenaran tidak indah misalnya tiruan lukisan monalisa tidak
indah karena dasarnya tidak benar.
Menurut
The Liang Gie pengertian keindahan dianggap salah satu jenis nilai
(nilai estetik) yakni nilai yang berhubungan dengan segala sesuatu yang
tecakup dalam pengertian keindahan. Bahwa setiap yang berkaitan dengan
pengertian keindahan melalui penampilannya dan penghayatan penghayatan
maka setidak-tidaknya akan menemukan penggolongan nilai terpenting yaitu
nilai ekstrinsik dan nilai intrinsic.
Nilai
ekstrinsik yaitu nilai yang sifatnya baik sebagai alat untuk membantu
sesuatu hal sedangkan nilai intrinsic adalah sifat baik yang terkandung
didalam atau apa yang merupakan tujuan dari sifat baik tersebut.
Keserasian
merupakan bagaian atau yang dapat mewujudkan keindahan. Keserasian
mengandung unsure pengertian, perpaduan, pertentangan, ukuran dan
seimbang. Misalnya orang dalam berpakaian memperhatikan antara kulit dan
warna yang disukai cocok, warna kulitnya hitam tidak cocok kelihatannya
apabila ia memakai warna hijau. Warna hijau cocok untuk orang yang
berkulit langsat.
Bertolak
dari keserasian, pada dasarnya keindahan itu adalah sejumlah kualitas
yang paling sering disebut suatu kesatuan (unity), keselarasan
(harmony), kesetangkupan (simetry), keseimbangan (balance) dan
pertentangan (contrast). Keindahan juga tersusun dari berbagai
keselarasan dan pertentangan dari garis, warna, bentuk, nada dan
kata-kata.
Kehalusan
dalam pengertian keindahan bagi manusia dimaksudkan sebagai sikap
lembut dalam menghadapi orang lain. Lembut dalam mengucapkan kata-kata,
lembut dalam roman muka, lembut dalam sikap anggota badan lainnya. Hal
ini berarti menyangkut kesopanan atau keadaban dari sikap manusia dalam
pergaulannya baik masyarakat kecil maupun dalam masyarakat luas.
Menurut
Alex Ganur dalam bukunya yang berjudul etika bahwa unsur-unsur dan
bagian yang dapat melahirkan sikap halus atau kasar adalah :
- Anggota badan, bahwa anggota badan yang melahirkan sikap kehalusan atau kasar seperti kaki, tangan, kepala, bahu, mulut, bibir, mata dan roman muka. Orang yang kesadaran etisnya tinggi, sikap-sikap kakinya dikendalikan sebaik-baiknya untuk tidak mengganggu atau merugikan orang lain.
- Bahasa, orang yang kesadaran etisnya tinggi bisa memilih kata-kata yang sopan, penyusunannya juga teratur, serta pandai mengatur dan mengendalikan nada, irama dan alun suara dalam mengucapkan isi hati, keinginan dan buah pikirannya.
- Bagian-bagian rohani, melahirkan sikap yaitu pikiran, perasaan dan kemauan (cipta, rasa dan karsa). setiap tindakan dan perbuatan timbul karena adanya kemauan. Dengan adanya kemauan, manusia dapat menentukan pilihan berbuat atau tidak berbuat sesuatu baik berbuat baik atau tidak berbuat baik.
Ketiga
unsur rohaniah diatas merupakan jalinan yang kuat sekali dan yang
membuat orang dinamis. Dengan pikiran, manusia dapat mengendalikan
keauan dan perasaannya. Hal ini berarti dapat mengendalikan tingkah
lakunya sesuai dengan rasionya. Demikian pula perasaan halus akan
melahirkan jalan pikirannya sehingga dapat melahirkan pikiran yang
bijaksana atau akal yang sehat.
Agar
didalam pergaulan terjadi kehalusan dan kelembutan maka hendaklah
hubungan itu dilakukan harus berdasarkan prinsip-prinsip :
- Cinta kasih
- Keadilan
- Kejujuran
- Keloyalan
- Kesetiaan
Apabila
hal-hal diatas dipegang teguh dan sebagai dasar pergaulan maka akan
selalu ditemui kehalusan atau kelembutan, kedamaian, kebahagiaan dan
ketenangan.
Kehalusan
dalam karya seni sangat menentukan untuk perwujudan kehindahannya.
karya seni sebagai hasil ciptaan manusia, mempunyai nilai-nilai tertentu
untuk memuaskan sesuatu keinginan manusia.
Dilihat dari mediumnya, maka suatu karya seni mempunyai :
- Nilai inderawi (sensous value), bahwa dengan nilai ini pengamat memperoleh kepuasan lewat ciri-ciri inderawi hasil seni seperti warna-warna yang terpancar dari suatu lukisan atau kata-kata yang indah terdengar dalam suatu deklamasi saja.
- Nilai formal (formal value), yang membuat sipengamat menghargai atau mengagumi bentuk karya seni tersebut.
- Nilai Pengetahuan (cognitive value), bahwa dengan penghayatan seni membuat orang sadar akan realita subjektif, pengalaman intern dan perasaannya.
- Nilai kehidupan (life value), melalui karya seni berbagai nilai kehidupan diteruskan, seperti ide, thema, atau dalil keadilan yang terselip didalam karya seni itu sendiri. Bahkan terhadap kehidupan pribadi, seseorang itu mampu merasa dan menilai secara halus karya seni yang dihayatinya sehingga dalam hal ini dapatlah dikatakan bahwa seni untuk seni.
Sumber : blogspot.com/2012/04/manusia dan keindahan.html
Manusia dan Penderitaan
Pengertian Penderitaan
Penderitaan berasal dari kata derita. Kata derita berasal dari bahasa sansekerta dhra artinya menahan atau menanggung. Derita artinya menanggung atau merasakan sesuatu yang tidak menyenangkan. Penderitaan dapat berupa penderitaan lahir atau batin atau lahir dan batin. Penderitaan termasuk realitas manusia dan dunia. Intensitas penderitaan bertingkat-tingkat, ada yang berat, ada yang ringan.
Namun peranan individu juga menentukan berat-tidaknya intensitas penderitaan. Suatu pristiwa yang dianggap penderitaan oleh seseorang belum tentu merupakan penderitaan bagi orang lain. Dapat pula suatu penderitaan merupakan energi untuk bangkit kembali bagi seseorang, atau sebagai langkah awal untuk mencpai kenikmatan dan kebahagiaan.Berbagai kasus penderitaan terdapat dalam kehidupan.
Banyaknya macam kasus penderitaan sesuai dengan likuliku kehidupan manusia. Penderitaan fisik yang dialami manusia tentulah diatasi dengan cara medis untuk mengurangi atau menyembuhkannya, sedangkan penderitan psikis, penyembuhannya terletak paa kemampuan si penderita dalam menyelesaikan soal-soal psikik yang dihadapinya.
Siksaan
Siksaan dapat diartikan sebagai siksaan badan atau jasman, dan dapat juga berupa siksaan jiwa atau rokhani. Akiabat siksaan yang dialami seseorang, timbullah penderitaan. Siksaan yagn sifatnya psikis bisa berupa : kebimbangan, kesepian, ketakutan. Ketakutan yang berlebih-lebihan yang tidak pada tempatnya disebut phobia.banyak sebab yang menjadikan seseorang merasa ketakutan antara lain : claustrophobia dan agoraphobia, gamang, ketakutan, keakitan, kegagalan.
Para ahli ilmu jiwa cenderung berpendapat bahwa phobia adalah suatu gejala dari suatu problema psikologis yang dalam, yang harus ditemukan, dihadapi, dan ditaklukan sebelum phobianya akan hilang. Sebaliknya ahli-ahli yang merawat tingkah lakupercaya bahwa suatu phobia adalah problemnya dan tidak perlu menemukan sebab-sebabnya supaya mendapatkan perawatan dan pengobatan. Kebanyakan ahli setuju bahwa tekanan dan ketegangan disebabkan oleh karena si penderita hidup dalam keadaan ketakutan terus menerus, membuat keadaan si penderita sepuluh kali lebih parah.
Kekalutan Mental
Penderitaan batin dalam ilmu psikologi dikenal sebagai kekalutan mental. Secara lebih sederhana kekalutan mental adalah gangguan kejiwaan akibat ketidakmampuan seseorang menghadapi persoalan yang harus diatasi sehingga yang bersangkutan bertingkah laku secara kurang wajar.
Gejala permulaan bagi seseorang yang mengalami kekalutan mental adalah :
1. nampak pada jasmani yang sering merasakan pusing, sesak napas, demam, nyeri pada lambung
2. nampak pada kejiwaannya dengan rasa cemas, ketakutan, patah hati, apatis, cemburu, mudah marah
Tahap-tahap gangguan kejiwaan adalah :
1. Gangguan kejiwaan nampak pada gejala-gejala kehidupan si penderita baik jasmani maupun rohani.
2. Usaha mempertahankan diri dengan cara negative
3. Kekalutan merupakan titik patah (mental breakdown) dan yang 3bersangkutan mengalami gangguan.
Sebab-sebab timbulnya kekalutan mental :
1. Kepribadian yang lemah akibat kondisi jasmani atau mental yang kurang sempurna.
2. Terjadinya konflik sosial budaya.
3. Cara pematangan batin yang salah dengan memberikan reaksi yang berlebihan terhadap kehidupan sosial.
Proses kekalutan mental yang dialami seseorang mendorongnya kearah positif dan negative.
Positif; trauma jiwa yang dialami dijawab dengan baik sebgai usaha agar tetap survey dalam hidup, misalnya melakukan sholat tahajut, ataupun melakukan kegiatan yang positif setelah kejatuhan dalam hidupnya.
Negatif; trauma yang dialami diperlarutkan sehingga yang bersangkutan mengalami fustasi, yaitu tekanan batin akibat tidak tercapainya apa yang diinginkan.
Bentuk frustasi antara lain :
1. Agresi berupa kamarahan yang meluap-luap akibat emosi yang tak terkendali dan secara fisik berakibat mudah terjadi hypertensi atau tindakan sadis yang dapat membahayakan orang sekitarnya.
2. Regresi adalah kembali pada pola perilaku yang primitive atau kekanak-kanakan
3. Fiksasi; adalah peletakan pembatasan pada satu pola yang sama (tetap) misalnya dengan membisu.
4. Proyeksi; merupakan usaha melemparkan atau memproyeksikan kelemahan dan sikap-sikap sendiri yang negative kepada orang lain.
5. Identifikasi; adalah menyamakan diri dengan seseorang yang sukses dalam imaginasinya
6. Narsisme; adalah self love yang berlebihan sehingga yang bersangkutan merasa dirinya lebih superior dari paa orang lain.
7. Autisme; ialah menutup diri secara total dari dunia riil, tidak mau berkomunikasi dengan orang lain, ia puas dengan fantasinya sendiri yang dapat menjurus ke sifat yang sinting.
Penderitaan kekalutan mental banyak terdapat dalam lingkungan seperti :
1. kota – kota besar
2. anak-anak muda usia
3. wanita
4. orang yang tidak beragama
5. orang yang terlalu mengejar materi
Apabila kita kelompokkan secara sederhana berdasarkan sebab-sebab timbulnya penderitaan, maka penderitaan manusia dapat diperinci sebagai berikut :
1. Penderitaan yang timbul karena perbuatan buruk manusia.
2. Penderitaan yang timbul karena penyakit, siksaan/azab Tuhan
Orang yang mengalami penderitaan mungkin akan memperoleh pengaruh bermacam-macam dan sikap dalam dirinya. Sikap yang timbul dapat berupa sikap positif ataupun sikap negative. Sikap negative misalnya penyesalan karena tidak bahagia, sikap kecewa, putus asa, atau ingin bunuh diri. Kelanjutan dari sikap negatif ini dapat timbul sikap anti, mislanya anti kawain atau tidak mau kawin, tidak punya gairah hidup, dan sebagainya. Sikap positif yaitu sikap optimis mengatasi penderitaan, bahwa hidup bukan rangkaian penderitaan, melainkan perjuangan membebaskan diri dari penderitaan dan penderitaan itu adalah hanya bagian dari kehidupan. SIkap positif biasanya kreatif, tidak mudah menyerah, bahkan mungkin timbul sikap keras atau sikap anti. Misalnya sifat anti kawin paksa, ia berjuang menentang kawin paksa, dan lainlain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar